Cerbung (Fatal Affection) - Fatima Coeg

histat

Cerbung (Fatal Affection)



Hi, di artikel ini saya tulis sebuah cerita bersambung yang mana pernah saya publish di wattpad, dan ingin saya bagikan ulang di blog pribadi Fatima Coeg

Dan semua yang ada dalam cerita termasuk karakter waktu dan tempat hanya fiktif belaka kok :)

Dan cerita ini dari eps ke eps berikutnya bisa kamu temukan di Daftar Isi dengan label Fatal Affection

Happy reading kak.



Eps #1

2014

Fatal Affection

"Bang ngapain dikamar gua?" Ucap ku di siang yang terik kala itu. "Dikamar gua kipas anginnya rusak dek, bentaran sih numpang ngadem laju kaya apa aja lo ini ama abang sendiri" balas abang ku sambil asik mengotak atik smartphonenya

Doni namanya dia abang kandung ku yang berbeda hanya 4 tahun dari umurku saat itu, dia termasuk abang yang sangat cuek dengan adik-adiknya, berkomunikasi seperlunya bila dirumah, maniac game, bahakan sempat kala itu dia tidak ikut ujian kelulusan SMK karena mengejar ranking di game online yang dia mainkan. Yahhh siapa peduli yang terpenting sekarang dia harus ku paksa keluar dari kamar.

"Pegi lo sana ah ngapaya heran gua mah udah ada kamar sendiri juga, perkara kipas angin rusak laju gupekin kamar gua, pegi pegi sana!" Ucap ku sedikit emosi. "Hisss, awas lo ya" balas abang ku singkat, lalu pergi kembali ke kamarnya.

Abang Doni memang cuek, tapi bukan berarti dia tidak sayang dengan adik-adiknya, aku adalah adik keduanya dan masih ada Raka adik ke tiga, dan yang paling bontot si Siska wanita satu-satunya di lingkaran kakak beradik kami.

Yahh kupikir sih begitu, cuek tapi tetap sayang dengan adik-adiknya termasuk terhadapku, sambil rebahan.. ku ingat masa-masa saat aku dan abang Doni masih bermain bersama.

Masa indah Abang dan Adik bermain bersama dengan kawan kawan satu komplek perumahan..

Dan seketika aku teringat Rui!.

Rui!

Rui Anggita Sasniya, nama yang sangat anggun untuk di ucapkan, bersamaan ku search di pencarian teman Facebook, "eh haha ketemu guys!" Sorak ku dalam hati. "Ni fotonya bukan ya, coba-coba gua zoom dah" "seinget gua Rui nggak sepanjang ini rambutnya" gumam ku dalam hati.

"Asli ini mah Rui atuh, geulis pisan uy sekarang!"

Seketika logat sunda merasuk ke diriku kala itu, apa karena kipas angin nya ada di tombol 3?

Eh apa hubungannya?

"Abang sial kenceng-kenceng amat ngidupin kipas angin, awas kumat paru-paru basah lo woy!"

Teriak ku berharap si abang Doni mendengar di kamar sebelah

"Bacot ah, napa ya!" balasnya singkat

"Ngapa ya ribut-ribut?" sahut ibu yang masuk ke kamar ku dan mengelar sajadah untuk melaksanakan sholat dzuhurnya.

Seketika ku pura-pura tidur dan mematikan smartphone, "males uy buka-buka hp kalo ada ibu mah, suka kepo" pikir ku dalam hati.

Ibu ku ke ingin tahuanya terhadap apa yang dilakukan anaknya saat sibuk dengan smartphone sangat besar pikir ku, sudah lah kepo, menuduh aku pula membuka buka situs dewasa

"Suka kesel ih ama ibu" tambah ku dalam hati, sambil terus berpura pura sudah tidur.

"Dek, udah dzuhuran belum? Malah tidur, pulang sekolah itu ganti baju ambil wudhu, sholat terus makan sana"

Duhh ibu udah selesai solatnya, sambut ku dalam hati.

"Males ah nanti dulu, tadi udah dzuhuran di sekolah bu"

"Yaudah lepas baju sekolahnya, udah gede kok ganti baju abis pulang sekolah masih disuruh"

"Hmmmm" sahutku datar

"Hammm hemm hamm hemm" cepet ganti bajunya sana, Ibu mau pegi ama Abang mu, kamu jaga rumah ya, terus nanti sore jangan lupa ingetin Bapak mu jemput adek adek mu di sekolah"

"Iya ih, nggak usah ibu kasih tau juga pasti aku ingetin"

Entah kenapa saat itu aku ingin cepat cepat ibu lekas pergi dari kamar ku, hingganya aku bisa kembali melanjutkan seraching ku terhadap Rui di Facebook.

"Ayo bang keburu sore" sahut Ibu mengajak Abang ku lekas mengantarnya ke arisan keluarga sambil beranjak pergi dari kamar.

Yes ibu udah pegi!

"Mana hp, ini dia! Uhuy Rui guys,add dah pertemanan azekkkkkkk, konfir secepet cepetnya Rui gua mohon pake banget!"

Girangnya ku kala itu sampai tidak ingat kalau sebenarnya Rui adalah tetangga ku sendiri, kenapa harus sampai search profil Facebooknya kalau dua puluh langkah saja sudah sampai di depan pintu rumahnya?

"Ah bodoamat malu kok, ada emak bapaknya belum lagi mba-mbanya, Facebook aja dulu yakan, menjalin kembali tali silaturahmi yang sudah lama usang ehehe" jawab diriku lantang, membalas pernyataan ku sendiri di atas :)

Baca eps 2 : Eps #2

0 Response to "Cerbung (Fatal Affection)"

Post a Comment

Saya akan berusaha mengunjungi kembali blog kamu.
Komentar berisi link aktif dan SPAM tidak akan muncul

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close