Cerbung (Fatal Affection) Eps 3
Hi kak, udah masuk eps ke tiga nih, hehe
Ya walaupun sebenrnya aku update di hari yang sama sih,
Ya wong tinggal copy paste kok, hehe
Lho copas??
Eitt tenang, ini asli cerita ku kok, kakak semua bisa cek di eps 1 cerbung Fatal Affection ku disana aku tulis deskripsi awal artikel dimana bahwasanya cerita ini aku yang tulis dan sudah ku publish di Wattpad, dan ku bagikan ulang di blog pribadi Fatima Coeg!
Eps 3
2014
Fatal Affection
Jelas terlihat wajah cantik Rui dari jendela kaca angkutan umum yang ku tumpangi
Dan dia sedang tersenyum riang dengan rekan-rekan wanita satu sekolahnya, betapa deg-degan jantung ku kala itu saat mobil angkutan umum yang ku tumpangi berhenti untuk menawarkan tumpangan ke rombongan Rui dan rekan-rekannya.
Kupikir dia dan rekan-rekannya akan naik tapi ternyata tidak, jelas saja tidak naik, angkutan umum yang ku tumpangi terlalu banyak anak laki-laki. Mungkin itu alasan yang membuat Rui dan rekan-rekannya berpikir dua kali untuk naik.
Sedikit kecewa tapi juga bersamaan ada perasaan lega karena Rui tidak naik satu angkutan umum dengan ku. Alasan yang menurutku wajar mengapa aku lega Rui tidak naik adalah malu.
Malu untuk bertatap muka dengan Rui yang ku sukai dari kecil dan pasti akan cangung bila harus satu angkutan umum, bingung apa yang mau di obrolkan mungkin.
Atau mungkin malu dengan tampang ku yang kucel setelah lelah seharian di sekolah dan harus bertegur sapa dengan wanita secantik Rui.
Ah.. banyak sekali alasan-alasan yang membuat ku jadi semakin merasa lega Rui tidak ikut menaiki angkutan umum bersama dengan ku kala itu.
Bila kalian bertanya kenapa aku bisa ada di angkutan umum untuk pulang kerumah, sedangkan di tahun pertama aku masuk asrama khusus Pria. Penyebabnya adalah karena asrama ku mengalami kebakaran hebat yang menghanguskan gedung asrama hampir 90%, dan saat kejadian aku sudah dirumah karena kejadian kebakaran tersebut terjadi saat sekolah sedang libur dan anak-anak asrama di ijinkan untuk pulang.
Dan akhirnya aku terpaksa memilih kelas reguler disaat aku naik ke kelas dua. Dan semester dua di tahun pertama aku masih di kelas khusus namun tidak tinggal di asrama, melainkan pulang dan pergi di antar ayah ku kala itu.
Itulah sebabnya aku bisa melihat Rui yang sedang menunggu angkutan umum bersama rekan-rekannya.
Kembali sebelum kejadian kebakaran asrama ku dulu, aku sebenarnya memiliki pacar, namanya Siska. Yup Siska adalah pacar pertama ku yang ku pacari di saat kami masih sama-sama duduk di kelas satu sekolah menengah pertama.
Ringggggggggggggggggggggg!!
Bunyi bell tanda berakhirnya sekolah adalah bunyi yang ku tunggu-tunggu saat itu, bagaimana tidak, perutku sudah sangat minta diisi dan saat itu adalah hari rabu, hari dimana jadwal lauk makan di asrama adalah sayur asem plus ayam goreng, uhhh sungguh terasa sangat lapar mengingatnya kala itu.
"Balik boy!!" Seru ku saat itu.
"Balik sana kalo mau keujanan" balas salah satu kawan asrama ku.
"Balik sana kalo mau keujanan" balas salah satu kawan asrama ku.
Lah iya ujan, argh! Sial! Kesal ku saat itu semakin menjadi karena perutku yang sudah sangat minta di isi dan hujan malah turun dengan derasnya.
Akhirnya kebanyakan Siswa maupun Siswi kala itu memilih tetap di kelas dan aku pun memilih tetap di sekolah tapi tidak dikelas melainkan di depan pintu gerbang masuk sekolah ku.
Dan ternyata disana banyak juga para Siswa-siswi yang ikut berteduh berhrap hujan lekas reda.
Disaat aku sedang bertuduh berharap hujan reda saat itu aku berdiri bersebelahan dengan banyak wanita dan secara tidak sadar karena menunggu hujan tak kunjung reda, aku memainkan resleting tas wanita di sebelah ku. Ada gantungan berbentuk boneka kucing di reseleting tasnya dan secara tak sadar aku memainkannya.
Ku tarik ku sentil-sentil, ku goyang-goyang ke kanan dan kiri dan akhirnya ku tersadar. Tersadar bukan karena aku memainkan gantungan tersebut, tetapi karena tas yang di kenakan oleh wanita tersebut bercorak gambar tengkorak khas tengkorak-tengkorak yang biasanya banyak kita temukan di kaos-kaos anak band Rock n Roll.
"Eh buset ini tas cowok di pake ama cewek" gumam ku. Dan rekan si wanita yang ku mainkan resleting tasnya tersebut melihatku sambil tersenyum dan membisikan sesuatu ke wanita pemilik tas bercorak tengkorak tersebut.
Setelah selesai dia membisikan yang entah apa aku tak tau itu, aku akhirnya secara sepontan menanyakan kepada rekan wanita tersebut.
"Eh nama lo siapa?"
"Ica" balasnya singkat
"Kalo nama yang punya tas ini siapa geh?" Tanya ku lagi sambil pasang wajah senyum tampan, pikir ku sih tampan haha.
Dan Ica kembali berbisik dengan wanita yang gantungan tasnya saat itu masih ku pegang, bagaimana tidak, wanita ini pas disebelah ku tetapi membelakangi ku dan sedangkan Ica berhadapan dengan wanita tersebut.
"Namanya Alvi" balas Ica kala itu
"Alvi? Kaya nama cowo, pantes tasnya juga kaya cowo haha" gurau ku kala itu.
"Alvi? Kaya nama cowo, pantes tasnya juga kaya cowo haha" gurau ku kala itu.
Seketika Alvi berbalik ke arah ku dan sambil mengucap kata "Iya" sambil tersenyum.
Lalu dia menarik Ica dan pergi kembali masuk ke dalam sekolah.
Cantik..
Cantik banget..
Cantik banget..
Eh!
Seketika aku pun ikut masuk berencana menanyakan kelasnya, ingin rasanya ku tahu diamana kelasnya.
Tetapi aku malah bertemu kawan asrama ku, si Senja.
"Ngapain lo? Ayo balik lari aja terabas ujan"
"Eh sabar, gua tadi kenalan ama cewe boy, cakep bener, gua belum nanya kelasnya pula"
"Iyatah? Mana geh kenalin juga lah ama gua haha"
"Entah ilang kemana, dia tadi sih masuk kesini"
Setelah aku dan senja beberapa kali bolak balik mencari Alvi dan tidak menemukannya akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke asrama, dan di saat aku akan keluar dari pintu gerbang pertama, aku melihat sekumpulan wanita dan di sana ada Alvi! Ya itu Alvi aku ciren dengan tas tengkoraknya!
Nggak salah lagi itu Alvi! Tasnya persis!
Aku berjalan mencoba menghampirinya dan entah mengapa kaki ku malah tidak mau berhenti terus saja jalan dan akhirnya keluar dari sekolah.
Malu eh, banyak kawannya
Ya itu alasan mengapa kaki ku tak berhenti dan tak jadi menanyakan kelas Alvi.
Lanjut Baca Eps#4 : Eps #4
0 Response to "Cerbung (Fatal Affection) Eps 3"
Post a Comment
Saya akan berusaha mengunjungi kembali blog kamu.
Komentar berisi link aktif dan SPAM tidak akan muncul