Pandangan Karma Dalam Islam - Fatima Coeg

histat

Pandangan Karma Dalam Islam

Karma - merupakan konsep dari aksi atau "perbuatan" yang dalam agama Hindu dan agama Buddha dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan seluruh siklus kausalitas. Konsep ini berasal dari India kuno dan dijaga kelestariannya di filsafat Hindu, Jain, Sikh dan Buddhisme.

Atau yang awam kita tahu bahwa dalam prosesnya karma ini merupakan hasil yang di tuai dari apa yang di lakukan, dan lebih ke arah aksi yang buruk

Kita tahu sebagai manusia yang hidup bersosial tidak akan awam lagi tentang terjadinya karma yang dimana bila mungkin biasa di sebutkan oleh sebagian kelompok orang

Biasanya karma terjadi dan terulang oleh seseorang yang melakukan hal tersebut sebelumnya.

Pandangan Islam Tentang Karma


Kita lihat bahwasanya banyak yang mengangap apa yang terjadi di kehidupan manusia tidak lepas dari karma, karma buruk atau karma baik semua mengasumsikan seperti itu

Tetapi benarkah itu terjadi pula di dalam pandangan Islam? Apakah umat muslim di ajarkan untuk mempercayai karma?

Karma menurut ajaran hindus adalah “hukum balasan” yaitu aturan ilahi yang berdasarkan keadilan murni. Keadilan ini terjadi bisa jadi pada kehidupan saat ini atau di kehidupan yang akan datang.

Balasan kehidupan ini akan terjadi pada kehidupan selanjutnya. Bumi adalah tempat ujian sebagaimana juga sebagai tempat balasan kebaikan dan keburukan. (Al-Muasu’ah Al-Muyassarah Fil Adyan wa Mazahib wal Ahzab hal 728).

Pandangan Karma Dalam Islam :

1. Bahwasanya merupakan proses balasan dari sebab atau hukum penyebab

Dalam pandangan umum karma terjadi dan di katakan bila mana ada seseorang pria yang sekarang sedang sakit parah akibat dahulu dia sering melakukan hal buruk terhadap sesama manusia seperti mencaci dan mencela

Maka banyak yang mengatakan bahwa itu adalah akibat perbuatannya karma yang datang karena perbuatannya.

Di dalam Islam sebab terjadinya hal tersebut tidak di benarkan bila seorang pria tersebut jatuh sakit yang sangat parah di sebabkan karena perbuatannya yang mencaci dan mencela, itu sama saja menerka secara ghaib. Tahu dari mana seorang hamba yang hanya manusia bisa bahwa pria tersebut kini sakit parah di akibatkan oleh perbuatan mencaci dan mencelanya dahulu?

Menebak hal ghaib termasuk dosa kesyirikan yang besar.

Allah berfirman, “Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”. (QS An-Naml : 65).

Bahkan apabila kita percaya dengan tebakan hal ghaib maka ini termasuk kekufuran.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Alquran yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad no. 9532, hasan).

Hingganya Islam memberikan pengetahuan dan pembelajaran tentang Suudzon dan Husnudzon dimana selalu Husnudzon kepada Allah SWT lah terhadap apa yang terjadi di bumi yang dimana kamu tidak tahu kebenarannya dan jangn pernah menerka nya secara ghaib.

Dan tidak ada Karma dalam Islam, yang ada hanya Qada dan Qadar karena segala ketentuan datangnya dari Allah bukan dari karma.

0 Response to "Pandangan Karma Dalam Islam"

Post a Comment

Saya akan berusaha mengunjungi kembali blog kamu.
Komentar berisi link aktif dan SPAM tidak akan muncul

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close